Algorithm 2

Rabu, 09 Desember 2015

VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh69SCogpdwfvjgjLvIt4F7A50Cdk1imMpDmaNJo77eipEx4gRPLkLOFmVu6Un0NPWY87a3iQg3p0ZpDaIWedzbDbVes-QixzU4rAzHKbKucXg9lxFyi-P6ywWXfA0m1Wp8muJKiUg3iN8/s1600/

VLSM (Variabel Length Subnet Mask) adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah terbuang
[ruang;spasi] alamat. kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut
membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akandiperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask(VLSM).
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. 
Pengalamatan VLSM

MENERAPKAN PENGALAMATAN VLSM

Menerapkan Pengalamatan VLSM
Tabel Pengalamatan
Device
Interface
IP Address
Subnet Mask
Default Gateway
R1
Fa0/0
192.168.1.1 
 255.255.255.192
N/A
Fa0/1
192.168.1.65 
 255.255.255.192
N/A
S0/0/0
192.168.1.225 
 255.255.255.252
N/A
S0/0/1
192.168.1.229
 255.255.255.252
N/A
R2
Fa0/0
192.168.1.129
 255.255.255.224
N/A
Fa0/1
192.168.1.161 
 255.255.255.224
N/A
S0/0/0
192.168.1.226 
 255.255.255.252
N/A
S0/0/1
192.168.1.233 
 255.255.255.252
N/A
R3
Fa0/0
192.168.1.193
 255.255.255.240
N/A
Fa0/1
192.168.1.209
 255.255.255.240
N/A
S0/0/0
192.168.1.234
 255.255.255.252
N/A
S0/0/1
192.168.1.230
 255.255.255.252
N/A
Tujuan Pembelajaran
·         Menentukan jumlah subnet yang diperlukan.
·         Menentukan jumlah host yang diperlukan untuk setiap subnet.
·         Merancang skema pengalamatan yang sesuai menggunakan VLSM.
·         Memasang masing-masing alamat dan pasangan subnet mask ke antarmuka peralatan.
·         Menentukan penggunaan ruang alamat jaringan secara benar.
Pendahuluan :
Pada praktikum ini, Anda diberikan alamat jaringan 192.168.1.0/24 untuk dibagi menjadi beberapa sub-jaringan dan disediakan untuk pengalamatan IP bagi jaringan yang nampak pada Gambar Topologi. 
VLSM akan digunakan sehingga kebutuhan pengalamatan dapat terpenuhi menggunakan jaringan 192.168.1.0/24. Kebutuhan pengalamatan pada jaringan ini meliputi :
·         LAN1-nya R1 akan membutuhkan 50 IP address untuk host-nya.
·         LAN2-nya R1 akan membutuhkan 50 IP address untuk host-nya.
·         LAN1-nya R2 akan membutuhkan 20 IP address untuk host-nya..
·         LAN2-nya R2 akan membutuhkan 20 IP address untuk host-nya.
·         LAN1-nya R3 akan membutuhkan 12 IP address untuk host-nya.
·         LAN2-nya R3 akan membutuhkan 12 IP address untuk host-nya.
·         Hubungan dari R1 ke R2 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
·         Hubungan dari R1 ke R3 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
·         Hubungan dari R2 ke R3 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
Tugas 1: Menentukan Kebutuhan Jaringan.
Tentukan kebutuhan jaringan dan jawablah pertanyaan dibawah ini. Ingat bahwa IP address juga diburuhkan untuk setiap antarmuka LAN pada setiap router.
1.      Berapa sub-jaringan yang dibutuhkan? 9 sub-jaringan
2.      Berapakah jumlah alamat IP terbanyak yang diperlukan untuk sebuah sub-jaringan? 50 alamat
3.      Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R1? 51 alamat
4.      Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R2? 21 alamat
5.      Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R3? 13 alamat
6.      Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap WAN link antar router? 2 alamat
7.      Berapa jumlah keseluruhan alamat IP yang dibutuhkan? (51 x 2) + (21 x 2) + (13 x 2) + (2 x 3) = 176 alamat
8.      Berapa jumlah keseluruhan alamat IP yang tersedia pada jaringan 192.168.1.0/24? 254 alamat host yang valid
9.      Dapatkah kebutuhan pengalamatan jaringan terpenuhi jika menggunakan alamat jaringan 192.168.1.0/24? Dapat (butuh 176 alamat, tersedia 254 alamat)

Tugas 2: Merancang Skema Pengalamat IP

Langkah 1. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berdasarkan informasi yang tersedia.

Pada kasus ini, dua LAN-nya R1 adalah sub-jaringan yang terbesar.

1.      Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk setiap LAN? 51 alamat
2.      Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? /26
3.      Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 62 alamat host yang valid

Langkah 2. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R1.

Mulai pada awal jaringan 192.168.1.0/24.

1.      Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R1.
2.      Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R1.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.0
 255.255.255.192
 /26
 192.168.1.1
 192.168.1.62
 192.168.1.63
3.      Pasang subnet berikutnya yang tersedia untuk LAN2-nya R1.
4.      Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R1.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.64
 255.255.255.192
 /26
 192.168.1.65
 192.168.1.126
 192.168.1.127

Langkah 3. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berikutnya berdasarkan informasi yang tersedia

Pada kasus ini, dua LAN-nya R2 adalah sub-jaringan terbesar berikutnya.

1.      Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk masing-masing LAN-nya? 21 alamat IP
2.      Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 27
3.      Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 30 alamat host yang valid

Langkah  4. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R2. Mulai dengan IP address setelah sub-jaringan LAN-nya R1.

1.      Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R2.
2.      Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R2.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.128
 255.255.255.224
 /27
 192.168.1.129
 192.168.1.158
 192.168.1.159
1.      Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN2-nya R2..1.      Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R2.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.160
 255.255.255.224
 /27
 192.168.1.161
 192.168.1.190
 192.168.1.191

Step 5. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berikutnya berdasarkan informasi yang tersedia.

Pada kasus ini, dua LAN-nya R3 adalah sub-jaringan terbesar berikutnya.

1.      Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk masing-masing LAN-nya? 13 alamat IP
2.      Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 28
3.      Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 14 alamat host yang valid

Langkah  6. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R3. Mulai dengan IP address setelah sub-jaringan LAN-nya R2.

3.      Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R3.
4.      Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R3.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.192
 255.255.255.240
 /28
 192.168.1.193
 192.168.1.206
 192.168.1.207
3.      Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN2-nya R3..
4.      Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R3.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.208
 255.255.255.240
 /28
 192.168.1.209
 192.168.1.222
 192.168.1.223

Langkah 7. Menghitung subnet  untuk hubungan antar router sesuai dengan informasi yang tersedia.

1.      Berapa banyaknya alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap link? 2 alamat
2.      Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 30
3.      Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 2 alamat host yang valid

Langkah  8. Assign subnets to links. Start with the IP address following the R3 LAN subnets.

1.      Pasang subnet untuk hubungan antara router R1 dan router R2.
2.      Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R1 dan R2.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.224
 255.255.255.252
 /30
 192.168.1.225
 192.168.1.226
 192.168.1.227
3.    Pasang subnet untuk hubungan antara router R1 dan router R3.
4.      Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R1 dan R3.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.228
 255.255.255.252
 /30
 192.168.1.229
 192.168.1.230
 192.168.1.231
5.    Pasang subnet untuk hubungan antara router R2 dan router R3.
6.    Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R2 dan R3.
Alamat Jaringan
Subnet Mask Desimal
Subnet Mask Biner
IP Address Pertama
IP Address Terakhir
Alamat Broadcast
 192.168.1.232
 255.255.255.252
 /30
 192.168.1.233
 192.168.1.234
 192.168.1.235

Tugas 3: Pasang Alamat IP Pada Peralatan Jaringan Sesuai Dengan Alamat Untuk Antarmuka Peralatan.

Langkah 1. Pasanglah alamat-alamat untuk router R1 router.

1.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R1 pada antarmuka LAN Fa0/0.
2.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R1 pada antarmuka LAN Fa0/1.
3.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R1 dan R2 pada antarmuka S0/0/0.
4.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R1 dan R3 pada antarmuka S0/0/1.

Langkah 2. Pasanglah alamat-alamat untuk router R2 router.

1.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R2 pada antarmuka LAN Fa0/0.
2.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R2 pada antarmuka LAN Fa0/1.1.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R2 dan R1 pada antarmuka S0/0/0.
2.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R2 dan R3 pada antarmuka S0/0/1.

Langkah 3. Pasanglah alamat-alamat untuk router R3 router.

1.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R3 pada antarmuka LAN Fa0/0.
2.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R3 pada antarmuka LAN Fa0/1.
3.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R3 dan R1 pada antarmuka S0/0/0.
4.      Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R3 dan R2 pada antarmuka S0/0/1.



·         Classless Routing dan CIDR
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

IP Classless

IP classless berarti IP yang tidak mempunyai kelas, perbedaan mendasar antara IP classless dan IP classfull adalah penggunaan tanda prefik atau slash (/) dibelakang IP address yang bersangkutan,contoh : 192.168.10.0/27 , apabila ditelusuri, IP tersebut memiliki susunan bit sebagai berikut:
nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnhhhhh
Total bit = 32
jumlah bit n (network) = 27
jumlah bit h (host) = 5

Rumus untuk mencari jumlah host yang dapat saling terhubung adalah 2 pangkat h-2. pada contoh diatas, IP tersebut memiliki jumlah bit h sebanyak 5. jadi perhitungan jumlah host yang dapat terhubung adalah sebanyak 25-2= 30 buah host. kemudian berikut ini adalah baris IP yang dipakai:
- network IP : 192.168.10.0/27 (IP Address yang menyatakan alamat network)
- 1st IP : 192.168.10.1/27 (IP Address pertama yang dapat digunakan host)
- last IP : 192.168.10.30/27 (IP Address terakhir yang dapat digunakan host)
- Broadcast IP : 192.168.10.31/27 (IP Address untuk menirim paket secara massal)

Jumlah IP yang dapat dipakai pada host adalah sebanyak 30. yaitu dari 192.168.10.1sampai 192.168.10.30. itu adalah pada group IP Network yang pertama. untuk mencari grup network yang selanjutnya, tinggal tambahkan Broadcast IP Address Network pertama (
192.168.10.31) dengan angka 1 pada byte terakhir, sehingga grup network yang ke-2 memiliki IP Network 192.168.10.32. selanjutnya, dengan cara yang sama seperti diatas, tentukan host IP address network ini berdasarkan jumlah yang telah ditentukan (30 host). sehingga pada grup IP Network yang ke-2 baris IP yang dipakai adalah:
- network IP : 
192.168.10.32/27 (IP Address yang menyatakan alamat network)
- 1st IP : 192.168.10.33/27 (IP Address pertama yang dapat digunakan host)
- last IP : 192.168.10.62/27 (IP Address terakhir yang dapat digunakan host)
- Broadcast IP : 192.168.10.63/27 (IP Address untuk menirim paket secara massal)

Untuk grup IP Network yang selanjutnya dapat kita cari sendiri berdasarkan pola yang sama seperti diatas. perlu diingat, bahwa IP grup network pertama tidak bisa berhubungan dengan IP pada network ke-2 dan IP network lainnya.hal inilah yang menjadi keunggulan daripada IP Address dengan tipe Classless, dimana jumlah host yang dapat terhubung bisa kita lebih persempit. di kantor-kantor teknik IP Classless
ini dapat diimplementasikan sehingga komputer karyawan tidak bisa terhubung dengna komputer bos. bagaimana jika dalam implementasinya kita ingin menghubungkan 2 buah komputer saja?,anda tinggal menggunakan IP dengan prefiks /30.

IP Classfull

Pada saat address Internet distandarkan (awal 80-an), address Internet dibagi dlm 4 kelas:
Class A : Network prefix 8 bit
Class B : Network prefix 16 bit
Class C : Network prefix 24 bit
Class D : Multicast
Class E : Eksperimen

Tiap IP address mempunyai satu kunci yg mengidentifikasi kelas
Class A : IP address mulai dg “0”
Class B : IP address mulai dg “10”
Class C : IP address mulai dg “110”
Class D : IP address mulai dg “1110
Class E : IP address mulai dg “11110”

Classful ip address mempunyai sejumlah masalah :
1.      Terlalu sedikit network address untuk jaringan yang besar (address class A dan clasas B telah lenyap
2.      Hierarki 2 tingkat tidak sesuai utk jaringan besar dg address Class A dan Class B
3.      Tidak fleksibel. Misalkan perusahaan memerlukan 2000 address
-Address class A dan B berlebihan (overkill!)
-Address class C tidak mencukupi (memerlukan 10 address class C)
4. Tabel Routing Membengkak. Routing pada backbone Internet memerlukan satu entry untuk tiap network address. Pd 1993 ukuran tabel routing mulai melebihi kapasitas router.
5. Internet memerlukan address lebih dari 32-bit dari beberapa alasan diatas maka sekarang IP CLASSFUL tidak dipakai lagi,dan beralih ke IP CLASSLESS. 
Share This

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By StunArtist - Algorithm2